Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dua Bom Meledak di Penjara Insein Myanmar, Delapan Orang Tewas

Bom meledak di penjara Insein Myanmar di Yangoon. Sedikitnya delapan orang korban tewas.
Ilustrasi warga binaan di dalam sel. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Ilustrasi warga binaan di dalam sel. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Bisnis.com, JAKARTA - Bom meledak di penjara Insein Myanmar di Yangon. Sedikitnya delapan orang korban tewas.

Dua bom parsel meledak di pintu masuk penjara Insein pada Rabu (19/10/2022) pagi, dan menewaskan tiga staf penjara dan lima pengunjung. Kabar ini telah dikonfirmasi oleh penduduk setempat.

Penjara Insein merupakan penjara terbesar di Myanmar, yang di dalamnya bisa menampung sekitar 10.000 tahanan, dan banyak dari penghuninya adalah tahanan politik.

Pelaku pemboman belum diketahui, dan hingga saat ini belum ada kelompok yang bertanggung jawab atas serangan tersebut dikutip dari BBC, Rabu (19/10/2022).

Selain korban tewas, terdapat 18 orang lainnya juga mengalami luka-luka dan kabar ini telah dikonfirmasi oleh pejabat setempat.

Bom meledak di ruang pos penjara, dan ada juga bom lainnya yang ditemukan tetapi tidak meledak, hanya terbungkus kantong plastik.

Pihak yang berwenang membenarkan bahwa lima pengunjung dinyatakan tewas, yaitu para wanita dan kenalan dari para tahanan.

Korban tewas tersebut salah satunya yaitu ibu dari pemimpin mahasiswa Ko James yang ditangkap oleh otoritas militer Myanmar pada bulan Juni 2022 lalu. 

Ibu dari Ko James saat kejadian sedang mengunjungi penjara untuk mengirimkan sekotak nasi kepada putranya, di pekan persidangan pengadilan.

Sementara itu, penjara Insein Myanmar merupakan kompleks yang luas dan dijaga ketat di pinggiran bekas ibu kota, seperti dikutip dari BBC pada Rabu (19/10/2022).

Kelompok HAM mengungkap bahwa penjara Insein yang telah berusia seabad tersebut dikenal karena perlakuan tidak manusiawi terhadap para tahanan.

Kini Myanmar dijalankan oleh junta militer yang sebelumnya telah berhasil menggulingkan pemerintah sipil terpilih yaitu Aung San Suu Kyi pada tahun lalu dalam kudeta kekerasan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper